3 PROFIL ORANG SUKSES KARENA BEKERJA
1. BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult.
Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan
pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi
Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI
ke-7. Habibie merupakan keturunan antara orang Jawa (ibunya) dengan orang
Makasar/Pare-Pare (ayahnya).
Dimasa kecil, Habibie telah
menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin Institut
Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische
Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh ibunya, R.A. Tuti
Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan
studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.
Pak Habibie melanjutkan program
doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun
1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja untuk
membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah tangganya. Habibie mendalami
bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan
studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan
indeks prestasi summa cum laude.
Selama menjadi mahasiswa tingkat
doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi keluarganya dan biaya
studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau
MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis
Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan
Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB
(1969-1973).
Atas kinerja dan kebriliannya, 4
tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur
Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang
teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang
Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang
Jerman ini.
Sebelum memasuki usia 40 tahun,
karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama dalam desain dan konstruksi
pesawat terbang. Habibie menjadi “permata” di negeri Jerman dan iapun mendapat
“kedudukan terhormat”, baik secara materi maupun intelektualitas oleh orang
Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie menyumbang berbagai hasil
penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang
Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya dikenal
dalam dunia pesawat terbang seperti “Habibie Factor“, “Habibie Theorem” dan
“Habibie Method“.
Pada tahun 1968, BJ Habibie telah
mengundang sejumlah insinyur untuk bekerja di industri pesawat terbang
Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB atas
rekomendasi Pak Habibie.
Hal ini dilakukan untuk
mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat
bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk industri dirgantara (dan kemudian
maritim dan darat). Dan ketika (Alm) Presiden Soeharto mengirim Ibnu Sutowo ke
Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang ke Indonesia, BJ Habibie
langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan prestise tinggi di Jerman.
Hal ini dilakukan BJ Habibie demi
memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada bangsa ini. Pada 1974 di usia 38
tahun, BJ Habibie pulang ke tanah air. Iapun diangkat menjadi penasihat
pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang teknologi pesawat terbang dan
teknologi tinggi hingga tahun 1978. Meskipun demikian dari tahun 1974-1978,
Habibie masih sering pulang pergi ke Jerman karena masih menjabat sebagai Vice
Presiden dan Direktur Teknologi di MBB.
Habibie mulai benar-benar fokus
setelah ia melepaskan jabatan tingginya di Perusahaan Pesawat Jerman MBB pada
1978. Dan sejak itu, dari tahun 1978 hingga 1997, ia diangkat menjadi
Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus merangkap sebagai
Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Disamping itu Habibie
juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan berbagai jabatan lainnya.
Habibie mewarisi kondisi kacau balau
pasca pengunduran diri Soeharto akibat salah urus pada masa orde baru, sehingga
menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah
Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera
membentuk sebuah kabinet.
Salah satu tugas pentingnya adalah
kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas
negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para
tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan
organisasi.
Pada era pemerintahannya yang
singkat ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia, pada eranya
dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai
Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah.
Melalui penerapan UU otonomi daerah
inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam
dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya
UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti
Uni Soviet dan Yugoslavia.
Setelah ia turun dari jabatannya
sebagai presiden, ia lebih banyak tinggal di Jerman daripada di Indonesia.
Tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif
sebagai penasehat presiden untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia
lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.
Rasa cintanya yang besar pada
mendiang istrinya, Ainun dia tuangkan dalam bentuk buku. Dia menulis buku yang
berjudul Habibie & Ainun. Buku ini di buat untuk alm. istrinya. Buku
tersebut berisikan mengenai kisah cinta sang Profesor dengan istrinya.
Buku tersebut setebal 323 halaman
itu, menceritakan mulai dari awal pertemuan Habibie dan Ainun, sampai akhinya
Ainun menghembuskan nafas terakhirnya karena komplikasi penyakit pada 22 Mei
2010. Habibie menghitung masa hidup bersama Ainun, sejak menikah pada 12 Mei
1962, selama 48 tahun 10 hari
PENDIDIKAN
·
S3: Rhenisch
Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman
·
S2: Rhenisch
Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman
·
S1: Teknik
Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB)
KARIR
·
Presiden RI
ke-3
·
Wapres RI
ke-7
·
Menteri
Riset dan Teknologi ke-1
·
Vice
President sekaligus Direktur Teknologi di MBB
·
Kepala
Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang MBB
·
Kepala
Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer
di MBB
PENGHARGAAN
·
Edward
Warner Award dan Award von Karman
·
Ganesha
Praja Manggala Bhakti Kencana dari Institut Teknologi Bandung
2. MARIO TEGUH
Nama Lahir : Sis Maryono Teguh
Nama Lain : Mario Teguh
Tempat Lahir : Makassar
Tanggal Lahir : 5 Maret 1956
Kebangsaan : Indonesia
Pekerjaan : Konsultan
| Pengusaha | Psikolog | Penulis | Filsuf
Pasangan : Linna Teguh
Anak Audrey : Teguh | Marco
Teguh
Orang tua : Gozali Teguh (ayah)
| Siti Maria (ibu)
Akun Twitter : @MTLovenHoney
Mario Teguh merupakan
seorang motivator yang sangat terkenal di Indonesia. Nama asli dari Mario Teguh
adalah Sis Maryono Teguh. Dia lebih kenal dengan nama Mario Teguh. Keahliannya
dalam merangkai kata-kata bijak membuat daya tarik tersendiri bagi pria
kelahiran Makassar ini. Mario Teguh lahir pada tanggal 5 Maret 1986. Beliau
belajar di IKIP Malang untuk program S1 dengan mengambil konsentrasi dalam
bidang pendidikan. Beliau lahir dari seorang ibu yang bernama Siti Maria dan
seorang ayah yang bernama Gozali Teguh. Di awal karirnya setelah menyelesaikan
kuliahnya, Mario Teguh mengawalinya karirnya bukan menjadi seorang
entertainment melainkan menjadi seorang professional di City Bank. Sekaligus
beliau menjadi Head of Manager di BIMC, Zamre Ab. Wahab.
Pendidikan tidak hanya dilakukan di IKIP Malang akan tetapi media juga
belajar di perguruan tinggi yang terdapat diluar negeri yaitu Sophia University
yang terdapat di Tokyo. Konsentrasi yang diambil yaitu bidang International
Bussines. Ternyata Mario Teguh juga bersekolah di New Trier West High Di
Chicago. Pengalaman yang dimiliki memang sangatlah luas. Jadi tak heran jika
dia mampu menjadi seorang yang handal saat ini.
Mario Teguh menjadi salah satu pengisi
acara yang berada di salah satu stasiun TV. Acara yang dibawakannya juga
merupakan acara yang dapat memotivasi serta menginspirasi para penonton yang
menyaksikannya. Acara yang dipandunya yaitu Golden Ways. Acara tersebutlah yang
membawakan dirinya menjadi sangat dikenal oleh public. Cara pembawaannya yang
berwibawa namun tetap santai menjadi ciri khasnya ketika membawakan acara ini.
Kepopulerannya tidak lepas dari berbagai kata
kata bijak yang dikeluarkannya yang membuat orang takjub
mendengarnya.
Mario Teguh mendapatkan
berbagai penghargaan yang diraihnya antara lain: beliau mendapatkan penghargaan
dari MURI pada tahun 2003 karena telah mengadakan sebuah seminar yang
memberikan door prize sebuah mobil. Ini merupakan door prize pertama terbesar
di Indonesia dalam sebuah seminar. Selain itu pada tahun 2010, Mario Teguh
mendapatkan penghargaan dari surat kabar Republika sebagai tokoh perubahan pada
tahun 2009. Mario Teguh membuat beberapa buku yang laris dipasaran antara lain
buku yang berjudul Becoming a Star, One Million Second Chances, Life Changer
dan Leadership Golden Ways.
PENGALAMAN KARIR MARIO TEGUH
- BIMC
sebagai Head of Manager, Zamre Ab. Wahab
- Citibank
Indonesia (1983–1986) sebagai Head of Sales
- BSB
Bank (1986–1989) sebagai Manager Business Development
- Aspac
Bank (1990–1994) sebagai Vice President Marketing & Organization
Development
- Exnal
Corp Jakarta (1994–sekarang) sebagai CEO dan Senior Consultant
- Spesialisasi:
Business Effectiveness Consultan
PENDIDIKAN MARIO TEGUH
- Jurusan
Arsitektur New Trier West High (setingkat SMA) di Chicago, Amerika
Serikat, 1975.
- Jurusan
Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris, Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Malang (S-1).
- Jurusan
International Business, Sophia University, Tokyo, Jepang.
- Jurusan
Operations Systems, Indiana University, Amerika Serikat, 1983 (MBA).
BUKU MARIO
TEGUH
- Becoming
a Star (2006)
- One
Million Second Chances (2006)
- Life
Changer (2009)
- Leadership
Golden Ways (2009)
PENGHARGAAN
MARIO TEGUH
- 2010 |
Satu dari 8 Tokoh Perubahan 2009 versi Republika.
- 2010 |
Museum Rekor Indonesia sebagai motivator dengan halaman penggemar Facebook
terbesar di Indonesia.
- 2003 |
Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai penyelenggara seminar berhadiah
mobil pertama di Indonesia
3. ANDRIE WONGSO
Biografi Andrie Wongso - Motivator
Indonesia Memiliki motivasi dan
tekad kuat untuk mencapai target itulah gambaran diri dari Andrie
Wongso, Meskipun bergelar
SDTT [Sekolah Dasar Tidak Tamat] namun berkat tekadnya yang kuat berhasil
mengantarkan Andrie Wongso menjadi Motivator
Nomor Satu di Indonesia. Andrie
Wongso yang dilahirkan 6 Desember 1954 di
kota Malang, Jawa Timur ini hidup dalam keterbatasan finansial, ia merupakan
Anak ke-2 dari 3 bersaudara. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus
berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah
ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya
saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu
orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar. Di
usia 22 tahun, Andrie memutuskan berangkat ke Jakarta demi mengubah nasib
dengan satu tekad yakni siap menghadapi apapun di depan dengan berani dan
jujur. Maka dimulailah kerja sebagai salesman produk sabun sampai pelayan toko.
Pekerjaan sales ini cukup memberinya waktu lowong, yang
diisinya dengan berlatih kungfu. Kungfu bukan sekedar bela diri, namun juga
mengandung nilai-nilai kedisiplinan, tanggungjawab, komitmen, perjuangan dan
kemauan keras. Nilai-nilai luhur ini semakin membentuk jati diri Andrie Wongso.
Selain itu, ketegaran orang tua Andrie dalam menghadapi kemiskinan juga
berperan besar dalam pembentukan karakter dirinya. Saat film-film laga dari
Taiwan merajai layar lebar perfilman Indonesia, hati Andrie muda tergelitik
ingin menjadi seorang bintang film. Untuk menggapai cita-cita ini, tahun 1978
Andrie berhenti bekerja dan mulai mengirimkan lamaran ke perusahaan-perusahaan
film di Hongkong. Namun selama tiga bulan tak ada satu pun perusahaan film yang
memanggilnya. Masa-masa itu merupakan masa yang berat bagi Andrie muda. Ia
mengalami tekanan mental yang luar biasa. Tekanan hidup yang dialaminya
ternyata tidak berhenti di situ saja. Pada saat bersamaan, salah satu orang
tuanya meninggal. Bukan hal yang mudah bagi kita untuk membayangkan, apalagi
menghadapi derita yang dialami Andrie Wongso. Andrie muda pulang ke Malang.
Pada tahun 1979 kembali ke Jakarta untuk mengadu nasib. Kali ini Andrie tampil
sebagai seorang pelayan toko yang hanya melayani pembeli tetapi tidak bisa masuk
ke dalam toko, alias setengah kuli.
Untuk mengisi waktu luang, Andrie muda yang semakin beranjak
dewasa mendirikan sebuah perguruan kungfu bernama Hap Kun Do. Hingga akhirnya
penghasilan dari melatih kungfu yang diperolehnya lebih besar daripada gaji
sebagai pelayan toko. Di sinilah kembali muncul impian untuk menjadi bintang
film. Andrie lalu keluar dari pekerjaannya dan berlatih kungfu secara intensif
selama dua minggu, kemudian mengirimkan foto dan surat lamaran ke Hongkong.
Meminjam istilah orang awam, dewi fortuna ternyata masih tidak berpihak
kepadanya. Tiga bulan hidup dengan tanpa penghasilan bukan hal yang mudah untuk
dilalui, sebab itu ia berusaha untuk memotivasi diri sendiri. Tiga bulan
kemudian, buah karma baik menghampirinya. Andrie melamar sebagai bintang film
dan diterima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong, dengan kontrak kerja selama
3 tahun. Tahun 1980, untuk pertama kalinya Andrie ke luar negeri. Setelah
melewati 3 tahun merasakan suka dukanya bermain film di Taiwan, Andrie tahu, dunia
film bukanlah dunianya lalu dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Sepulangnya ke Indonesia, dia pun memutuskan tidak akan
memperpanjang kontraknya. Banyak orang menyatakan Andrie gagal karena tidak ada
satu film pun yang diwakilinya sebagai bintang utama. Tetapi Andrie merasa
dirinya sukses secara mental dalam memperjuangkan impian menjadi kenyataan.
Menandai setiap peristiwa yang telah dilalui, Andrie gemar menuangkannya dalam
bentuk kata-kata mutiara di buku hariannya. Saat salah seorang teman kos
mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide membuat kartu
ucapan kata-kata mutiara, dengan tujuan selain untuk memotivasi diri sendiri,
juga untuk membantu memotivasi orang lain melalui kartu ucapan. Dibantu oleh
sang kekasih Haryanti Lenny (sekarang istri) maka di Tahun 1985 lahirlah
Harvest. Pada awalnya bisnis ini tidak berjalan dengan mudah, berbagai macam
penolakan dan hambatan selalu menghampirinya. Dimulai dari penjualan kartu
secara keliling dari sebuah kamar kost, usaha tersebut berjalan sukses.
Hingga saat ini Harvest telah memiliki beberapa perusahaan pendamping. Boleh
dibilang Andrie Wongso sejak tahun 80-an telah menjadi seorang motivator karena
produk Harvest pada awalnya berupa kartu berisikan ucapan motivasi yang
kemudian berkembang menjadi produk-produk inovatif lainnya. Tahun 1992 adalah
momentum bagi Andrie Wongso untuk terjun secara total dalam bidang motivasi
dari hasil 'pencerahan’ yang didapatkannya setelah mempelajari Buddhisme secara
lebih mendalam.
Dalam bidang motivation training, Andrie menggagas sebuah
pemikiran filosofis Action and Wisdom Motivation Training yang bersumber dari
ajaran Buddha, yakni hukum tentang pikiran, hukum tentang perubahan dan hukum
tentang sebab akibat. Filosofi terkenal dari Andrie Wongso adalah “Success is
My Right” yang lahir enam tahun yang lalu. Pelatihan yang diberikan Andrie
Wongso tidak terbatas hanya pada kalangan Buddhis, namun sudah merambah ke
seluruh lapisan, baik perguruan tinggi, BUMN, perusahaan swasta, atlet dan
lain-lain. Kemudian diversifikasi perusahaan pun dilakukan, merambah ke bidang
holografi, perusahaan mainan, pengelola beberapa foodcourt dan untuk menaungi
bidang pendidikan dan kepelatihan, Andrie mendirikan AW motivation training dan
AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa outlet AW Success Shop yaitu
toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi.
Sejak tahun tahun 1989, dia menjadi pembicara/motivator
intern PT. Harvindo Perkasa (Harvest Fans Club di berbagai kota), dan dari sinilah,
kemudian ia sering melakukan training motivasi, tidak hanya untuk Harvindo tapi
juga untuk berbagai perusahaan dan instansi. Kini, ia dijuluki sebagai
Motivator No. 1 di Indonesia. Lalu, gelarnya ditambah TBS, yang artinya Tapi
Bisa Sukses. Itulah Andrie Wongso, SDTT, TBS.
3 PROFIL ORANG SUKSES
KARENA WIRAUSAHA
1. BOB SADINO
Beliau
bernama lengkap Bob Sadino. Lahir
di Lampung, tanggal 9 Maret 1933, wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Beliau
akrab dipanggil dengan sebutan 'om Bob'. Ia adalah seorang pengusaha asal
Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik
dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak
kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana
pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup
berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya
meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan
keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob
kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam
perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9
tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di
Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan
hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun
1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes
miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang
tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah
beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari
pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan
pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil
Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu
ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah.
Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang
batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan
hidup yang dialaminya.
Suatu hari,
temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya.
Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob
memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa
berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai
peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor.
Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan,
terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya
tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang
asing.
Tidak jarang
pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka
mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi
pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan
Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan)
Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana
pendek.
Bisnis pasar
swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura,
mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia.
Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah.
Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi
kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya
sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan,
komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Di saat
melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku
dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah
ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana
sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob. Keberhasilan
Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke
lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses
keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian
praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang
memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa
memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap
pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti
itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob,
kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu
berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya
seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling
menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.
Seorang Anak Guru
Kembali ke
tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir
sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari
lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria
Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika
Bob berusia 19.
Modal yang
ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk
membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang
sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan,
Bob sendiri sopirnya.
Suatu kali,
mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita
kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob.
Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal,
kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris
di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah
kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”
Untuk
menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya,
Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik
tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada
Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik
di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata
per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70
ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.
”Saya hidup
dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini
lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram.
”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.
Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis
makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya.
Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam. Haji yang berpenampilan
nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling
indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.
Meninggal Dunia
Setelah
sempat dirawat selama dua bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya
menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari
Senin, tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu
infeksi saluran pernafasan kronis. Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam
2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan usianya yang sudah lanjut serta
kondisinya yang makin menurun setelah istrinya meninggal dunia pada Juli 2014.
2. HENDY SETIONO
Ide bisnis bisa timbul kapan saja
dan dimana saja. Hendy Setiono misalnya, menemukan ide bisnis setelah dirinya
mencoba makanan khas Timur Tengah, kebab. Pada Mei 2003, ia mengunjungi sang
Ayah yang kerja di perusahaan minyak di Qatar. Disana, ia banyak menemui kedai
Kebab yang sangat ramai diserbu pembeli. Karena penasaran, akhirnya iapun
mencoba untuk membelinya, “Ternyata rasanya sangat enak, saya tak menduga
sebelumnya,” ungkap Hendy.
Sejak saat itu muncullah
keinginannya untuk membuka bisnis kebab di tanah air. Alasannya sederhana,
selain rasanya enak, makanan kebab belum banyak dijumpai di Indonesia. Padahal
banyak orang Indonesia yang keturunan Arab, atau banyak orang Indonesia yang
naik haji dan pernah mencicipi disana. Mungkin dengan mencicipi kebab dari
outlet Hendy, mereka bisa bernostalgia saat mereka haji atau umroh.
Hendy kemudian bereksperimen dan
mengambil kesimpulan bahwa kebab asal Turki adalah yang paling enak. Sehingga
ia menggunakan “trade mark” Turki untuk menarik calon pelanggan, yaitu “Kebab Turki Baba Rafi”.
Awal Usaha
Mengawali sebuah bisnis memang tak
semudah membalik telapak tangan namun juga tak sesulit membuat roket. Begitu
tiba di tanah air, Hendy langsung menyususn strategi bisnis. Ia mencari rekanan
bisnis. Ia tidak ingin usahanya asal-asalan. Ia kemudian bertemu dengan
kawannya yang juga senang kuliner yaitu Hasan Baraja.
Mereka kemudian sepakat untuk
melakukan bisnis walau penuh trial and error. Mereka berdua kemudian melakukan
penjajakan bisnis, pangsa pasar dan berusaha memodifikasi resep kebab yang
familiar terhadap lidah orang Indonesia khususnya Surabaya sebagai kota pertama
hendy memulai bisnis.
Jika menggunakan resep Kebab yang
asli, aroma cengkeh dan ladanya sangat terasa dan ini tak cocok dengan lidah
Surabaya. Selain itu, ukuran porsi kebab yang asli juga terlalu besar, tidak
cocok dengan orang Indonesia yang kemungkinan kebab hanya akan menjadi
makanan camilan saja.
Akhirnya Hendy dan Hasan berhasil
memodifikasi resep an ukuran kebab yang pas untuk dipasarkan di Surabaya.
Kombinasi bahan yang digunakannya membuat lidah tergiur. Bayangkan, daging
panggang berbumbu, menyebarkan aroma yang membangkitkan selera, ditambahi
dengan irisan sayur segar, mayonaise, saos tomat dan sambal istimewa, dengan
penyajian menarik, digulung dalam lembaran tortila lembut.
Proses peracikan resep yang pas
butuh waktu tiga bulan. Dengan modal sekitar 10 juta, pada September 2003,
gerobak kebab pertamanya mulai beroperasi. Masa-masa awal usahanya diakui Hendy
sangatlah berat. Pernah uang dagangannya dibawa kabur karyawan. Gonta-ganti
karyawan juga sangat sering. Baru beberapa minggu bekerja, karyawan sudah minta
keluar. Bahkan Hendy dan istrinya, Nilam Sari, pernah harus berjualan sendiri.
Namun karena hari itu hujan, tak banyak orang lalu lalang untuk jajan, “Uang
hasil jualan hari itu digunakan membeli makan di warung seafood saja tak
cukup.” Ungkapnya.
Perkembangan Kebab Turki Baba Rafi
Strategi promosi dan publikasi kebab
Turki Baba Rafi jelas; kualitas adalah segalanya. Oleh sebab itu Baba Rafi
menyiapkan pasukan khusus untuk quality kontrol yang akan selalu memandu dan
memantau kondisi setiap outlet. Tugas divisi quality control adalah selalu
mengecek dan mempertahankan kualitas rasa, pelayanan dan kebersihan serta value
produk. Line khusus untuk pengaduan konsumen juga dipersiapkan.
Hendy juga selalu mengedepankan
inovasi yang membuat produknya digemari, salah satunya adalah pemasakan daging
yang diasap bukan digoreng, ini akan menimbulkan aroma yang lebih sedap dan
mampu menggiring orang untuk mencobanya, dan lagi dan membeli lagi.
Varian kebab juga banyak seperti
Winner Kebab, Hot Dog Jumbo, Syawarma, Kebab isi sosis istimewa, Kebab Gila dan
Kebab Picok (Kebab Pisang Coklat). Harganya juga berkisar antara 8 ribu hingga
belasan ribu, pokoknya masih dibawah 20 ribu.
Alhasil banyak yang kepincut dengan
rasa Kebab Turki Baba Rafi serta banyak yang berminat menjadi mitra. Dari
sinilah kemudian Hendy mematenkan kebabnya dan membuka peluang franchisee.
Melalui PT Baba Rafi Indonesia, perusahaan ini kemudian membuka peluang kemitraan
tersebut dengan harga mulai 50 jutaan .
Yang sangat luar biasa dari bisnis
ini adalah, Hendy hanya butuh waktu 3-4 tahun untuk mengembangkan sayap
dimana-mana. Kini outlet Kebab Turki Baba Rafi telah berkembang hingga lebih
dari 375 outlet dan mempekerjakan karyawan sebanyak lebih dari 200-an orang.
Omsetnya juga fantastis yaitu sekitar 16 miliar per tahun.
Biodata Hendy Setiono
Nama : Hendy Setiono
TTL : Surabaya, 30 Maret 1983
Pendidikan
2003-2004 Advance Diploma of E-Commerce Informatics
Computer School Singapore Education
2002-2003 Diploma of E-Commerce Informatics Computer
School Singapore Education
2000-2002 Teknik Informatika ITS hingga semester 4
Nama Usaha
PT Baba Rafi Indonesia
2008 – sekarang Pemilik Piramizza : Counter makanan
cepat saji dengan lima outlet di kota Surabaya
Investor Baba Rafi Palace : Rumah Penginapan dengan 18
ruangan yang berfungsi sebagai Homestay
Pemilik roti maryam Aba-Ab : Counter makanan cepat
saji ala Timur Tengah yang sudah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di
pulau Jawa dan Bali.
Penghargaan
2008 “The Best Indonesia Franchisor” dari majalah info
franchise Indonesia
2008 “The Most Promising Entrepreneur of the Year”
dari Asia Pasifik Entrepreneurship Awards
2008 “Asian Young Entrepreneur Best Under 25 Years”
dari Bussiness Week Asia Magazine
2007 “Jawara Entrepreneur 2007” dari majalah KONTAN
2007 Pemenang 1 Wirausaha Muda Mandiri 2007 Kategori
Mahasiswa program Pasca Sarjana dan Alumni
2007 “Indonesia Ambasador for Asian Young Leaders
Climate Forum” dari British Council
2007 “Best Achievement Young Entrepreneur Award 2007”
dari Bisnis Indonesia
2007 “Best Franchisee in Local Food & Beverages
Category” dari majalah Pengusaha
2007 Inspirator “Sound of Change” dari A Mild Life
Soundrenalin
2006 “Ten people of the year” dari majalah TEMPO
2006 “The Indonesian Small and Medium Bussiness
Entrepreneur Award (ISMBEA)”, dari menteri koperasi dan UKM.
2006 “Enterprise 50” The Hottest Entrepreneur in 2006,
majalah SWA
3. NADIEM MAKARIM
Nadiem Makarim sebenarnya tidak
lahir dari keluarga yang berlatar belakang pengusaha. Ayahnya merupakan seorang
pengacara asal dari Pekalongan, Jawa Tengah, sementara ibunya bekerja dibidang
non profit. Di keluarga hanya dia seoang yang terjun menjadi entrepreneur. Ia
pun merasa beruntung memiliki orang tua yang selalu mendukung usahanya.
Pendidikan
Nadiem Makarim
Nadiem kecil belajar di sebuah
sekolah dasar Jakarta. Ketika remaja ia hijrah ke Singapura untuk melanjutkan
pendidikan jenjang SMA-nya. Kemudian ia hijrah ke Amerika untuk berkuliah
mengambil jurusan International Relations di Brown University, AS. Ia juga
sempat mengikuti foreign exchange di London School of Economics selama satu
tahun disana.
Tak puas hanya menjadi sarjana
kemudian Nadiem melanjutkan studi S2 nya di Harvard Business School hingga
lulus dan kini menyandang gelar MBA (Master of Business Administration).
Karir
Nadiem Makarim
Menghabiskan sebagian masa mudanya
diluar negeri untuk mencapai studi pendidikannya, Nadiem yang menyandang
lulusan Harvard kemudian memberanikan diri pulang ke Indonesia utk terjun ke
dunia kerja. Ia pun langsung direktut bekerja menjadi Management Consultant di
McKinsey & Company, yaitu sebuah perusahaan konsultan ternama di Jakarta.
Merasa tidak puas bekerja selama 3 tahun di perusahaan konsultan tersebut,
ia memilih berhenti dan melanjutkan karirnya dengan menjadi Co-founder dan
Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku dalam
jangka waktu berurutan, sebelum terbesit menginisiasikan lahirnya sebuah social
entrepreneurship StartUp, Go-Jek.
Ide
Mendirikan Go-Jek
Bermula dari obrolannya dengan sopir ojek ketika sedang nongkrong, ia
mengetahui bahwa mayoritas waktu kerja ojek itu dihabiskan untuk menunggu
penumpang sehingga tidak produktif. Dari situ ia lantas berkeinginan
menjalankan misi sosial utk membantu sopir ojek supaya dapat lebih produktif.
Begitu dikutip darinya pada forum WhatWorks di New Cities Summit 2015.
Pada tahun 2011, berbekal tekad dan ilmu teknologi yang didapatnya saat
bekerja, lantas ia menciptakan sebuah sistem jasa pemesanan ojek yg dinamakan
Go-Jek. Sistem ini bekerja untuk membantu para supir ojek mendapatkan penumpang
dan membantu penumpang yang membutuhkan ojek.
Perkembangan
GoJek sebagai StartUp
Sejak itu, Go-Jek mulai melayani
telepon pesanan ojek melalui call center, kemudian operator call centre akan
mencari driver gojek terdekat. Lalu menugaskan driver menjemput pelanggan
sambil memantau kedatangan driver dengan sistem navigasi & koordinasi si
pelanggan.
Nadiem pun tidak mau
tanggung-tanggung dalam mengembangkan bisnis startup sekaligus misi sosialnya
ini. Selain menyediakan sarana teknologi bersistem call centre tersebut, Ia
juga memberikan smartphone kepada mitra ojeknya guna sebagai sarana utk
menerima panggilan pelanggan. Ia juga tak sungkan memfasilitasi full set
keamanan berkendara (safety riding) utk mitranya, yaitu berupa jaket dan helm
SNI berwarna hijau dan berlogo Go-Jek. Hal ini juga sekaligus guna memenuhi
kebutuhan branding perusahaan.
Melihat peluang ketika maraknya
pengguna smartphone, Nadiem pun melakukan inovasi dengan meluncurkan aplikasi
mobile Go-Jek untuk pengguna smartphone dalam mempermudah pemesanan ojek.
Mobile app itu pun membawa perubahan positif. Dari semula hanya memiliki
sekitar 300 mitra ojek, kini Go-Jek sudah merekrut ribuan mitra yg tersebar
diwilayah Jabodetabek, Bali, Bandung dan Surabaya. Aplikasi itu pun kini sudah
diunduh sebanyak lebih dari 400 ribu kali.
Ekpektasi Nadiem untuk GoJek
Penambahan jumlah mitra sopir Go-Jek menjadi fokus utama rencana bisnisnya
saat ini. Nadiem juga berniat untuk memperluas jangkauan Go-Jek ke seluruh
Indonesia nantinya. Layanannya pun kini tidak terbatas hanya mengantarkan
penumpang, melainkan juga bisa sebagai pengantar barang atau kurir.
Sebenarnya Nadiem banyak ditawari
untuk membuka franchise Go-Jek di luar negeri. Namun, ia belum berminat dan
ingin fokus membantu tukang ojek di Indonesia. Ia berharap, kedepan tukang ojek
tidak lagi dipandang sebagai profesi kelas bawah, melainkan profesi yang
profesional dan dapat diapresiasi.
SUMBER
: