Unknown


               Pada post sebelumnya saya telah membahas mengenai orang-orang sukses, dimana pada pembahasan tersebut terdapat 3 Orang Sukses Karena Bekerja dan 3 Orang Sukses Karena Wirausaha. Berbicara mengenai hal tersebut, menurut kalian kalau harus membandingkan dua kriteria tersebut kamu bakal milih yang mana? Hemm tentunya bakal ada beragam jawaban yang berbeda-beda dengan alasan masing-masing tentunya.
            Jika harus membandingkan dua hal tersebut “3 Orang Sukses Karena Bekerja dan 3 Orang Sukses Karena Wirausaha” tentunya bukan hal yang mudah untuk memilih dari salah satunya, karena apa? Karena keduanya sama-sama sukses. Yapp siapa sihh yang tidak mau sukses seperti mereka. Namun jika kita lihat antara keduanya terdapat perbedaan yaitu sukses karena bekerja dan sukses karena wirausaha. Bekerja dan Wirausaha merupakan dua hal yang berbeda namun sama-sama dapat mengantarkan seseorang menuju kesuksesan.
                  Orang sukses karena bekerja, menurut saya mereka yang sukses karena bekerja merupakan orang-orang yang sanggup menuju puncak karirnya. Mereka bekerja menurut profesinya masing-masing dan mereka dapat menuju titik tertinggi pada profesinya. Cotohnya adalah BJ Habibie, beliau berkarir menjadi Presiden RI ke-3, Wapres RI ke-7, Menteri Riset dan Teknologi ke-1, Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB, Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang MBB, Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB. Tentunya semua karir yang pernah beliau dapatkan membutuhkan perjuangan dan kerja keras. Beliau tanpa pantang menyerah menghadapi semua tantangan dan cobaan, hingga akhirnya beliau dapat mendapatkan karir cermelangnya.
            Orang sukses karena wirausaha, menurut saya hal ini tidak jauh berbeda dengan orang yang sukses karena bekerja, mereka sama-sama harus jatuh bangun, kerja keras dan berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang yang sukses karena wirausaha dapat dikatakan mereka mampu membangun usahanya dari nol sampai berkembang pesat. Contohnya seperti Hendy Setiono, beliau merupakan pemilik dari Kebab Turki Baba Rafi. Siapa yang tak kenal dengan makanan tersebut, Kebab Turki Baba Rafi yang telah memiliki lebih dari 375 outlet dan memiliki omset sekitar 16 miliar per tahun. Sungguh fantastik bukan, dari kisah awal perjuangan Hendry Setiono yang meracik kebab sampai pas dengan lidah orang Surabaya sebagai sasaran pertama membutuhkan waktu tiga bulan. Gerobak pertama yang dijalankan tentunya tidak selalu mulus sesuai rencana, banyak sekali cobaan dan tantangan yang harus dihadapi beliau. Namun beliau tak pernah pantang menyerah dan terus maju dengan produknya sampai akhirnya bisa sukses seperti sekarang.
            Dari dua kisah diatas tentunya kesuksesan tidaklah datang dengan sendirinya tanpa kita mau berusaha dan berjuang. Walaupun dua kisah tersebut dijalankan dengan “peran” yang berbeda, yang satu bekerja dan yang satu berwirausaha. Namun pada akhirnya mereka memiliki kesamaan. Dari usaha, kerja keras dan pengorbanan mereka menghasilkan buah yang indah yaitu kesuksesan. Jika saya pikirkan lebih mendalam mengenai mana yang harus saya pilih antara keduanya. Maka saya tidak bisa menjawab, karena mereka merupakan tokoh inspirator bagi saya. Kisah mereka membawa pengaruh tersendiri terhadap diri saya. Semua orang ingin sukses tentunya, kedepannya pun saya ingin seperti mereka yang mendapatkan kesuksesannya.
Namun disisi lain saya memiliki mimpi untuk bisa sukses di wirausaha, tentunya itu bukan sebuah hal yang mudah untuk dicapai. Banyak hal yang harus dipelajari dan lebih dimengerti. Tentunya untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses harus memiliki beberapa karakter yang mendukung yaitu tidak pernah menyerah dan selalu berusaha keras. Tidak pernah berhenti untuk terus belajar dan terus berinovasi. Tetap bisa mempertahankan usaha walau zaman terus berganti dan bisa membuat usaha yang dapat bertahan lama. Tentunya semua hal itu bukan lah hal yang mudah, butuh proses panjang dan butuh terus bangun dan bangkit pada saat terjatuh. Seperti kutipan kata dari Wiston Chunchill “Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat”.

Unknown

3 PROFIL ORANG SUKSES KARENA BEKERJA

1. BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE 



Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal sebagai BJ Habibie (73 tahun) merupakan pria Pare-Pare (Sulawesi Selatan) kelahiran 25 Juni 1936. Habibie menjadi Presiden ke-3 Indonesia selama 1.4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan keturunan antara orang Jawa (ibunya) dengan orang Makasar/Pare-Pare (ayahnya).
Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh ibunya,  R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.
Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan  indeks prestasi summa cum laude.
Selama menjadi mahasiswa tingkat doktoral, BJ Habibie sudah mulai bekerja untuk menghidupi keluarganya dan biaya studinya. Setelah lulus, BJ Habibie bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm atau MBB Hamburg (1965-1969 sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang, dan kemudian menjabat Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB (1969-1973).
Atas kinerja dan kebriliannya, 4 tahun kemudian, ia dipercaya sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB periode 1973-1978 serta menjadi Penasihast Senior bidang teknologi untuk Dewan Direktur MBB (1978 ). Dialah menjadi satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang Jerman ini.
Sebelum memasuki usia 40 tahun, karir Habibie sudah sangat cemerlang, terutama dalam desain dan konstruksi pesawat terbang. Habibie menjadi “permata” di negeri Jerman dan iapun mendapat “kedudukan terhormat”, baik secara materi maupun intelektualitas oleh orang Jerman. Selama bekerja di MBB Jerman, Habibie menyumbang berbagai hasil penelitian dan sejumlah teori untuk ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang Thermodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika. Beberapa rumusan teorinya dikenal dalam dunia pesawat terbang seperti “Habibie Factor“, “Habibie Theorem” dan “Habibie Method“.
Pada tahun 1968, BJ Habibie telah mengundang sejumlah insinyur  untuk bekerja di industri pesawat terbang Jerman. Sekitar 40 insinyur Indonesia akhirnya dapat bekerja di MBB atas rekomendasi Pak Habibie.
Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan skill dan pengalaman (SDM) insinyur Indonesia untuk suatu saat bisa kembali ke Indonesia dan membuat produk industri dirgantara (dan kemudian maritim dan darat). Dan ketika (Alm) Presiden Soeharto mengirim Ibnu Sutowo ke Jerman untuk menemui seraya membujuk Habibie pulang ke Indonesia, BJ Habibie langsung bersedia dan melepaskan jabatan, posisi dan prestise tinggi di Jerman.
Hal ini dilakukan BJ Habibie demi memberi sumbangsih ilmu dan teknologi pada bangsa ini. Pada 1974 di usia 38 tahun, BJ Habibie pulang ke tanah air.  Iapun diangkat menjadi penasihat pemerintah (langsung dibawah Presiden) di bidang teknologi pesawat terbang dan teknologi tinggi hingga tahun 1978. Meskipun demikian dari tahun 1974-1978, Habibie masih sering pulang pergi ke Jerman karena masih menjabat sebagai Vice Presiden dan Direktur Teknologi di MBB.
Habibie mulai benar-benar fokus setelah ia melepaskan jabatan tingginya di Perusahaan Pesawat Jerman MBB pada  1978. Dan sejak itu, dari tahun 1978 hingga 1997, ia diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus merangkap sebagai Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Disamping itu Habibie juga diangkat sebagai Ketua Dewan Riset Nasional dan berbagai jabatan lainnya.
Habibie mewarisi kondisi kacau balau pasca pengunduran diri Soeharto akibat salah urus pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet.
Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi.
Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah.  
Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib sama seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.
Setelah ia turun dari jabatannya sebagai presiden, ia lebih banyak tinggal di Jerman daripada di Indonesia. Tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasehat presiden untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.
Rasa cintanya yang besar pada mendiang istrinya, Ainun dia tuangkan dalam bentuk buku. Dia menulis buku yang berjudul Habibie & Ainun. Buku ini di buat untuk alm. istrinya. Buku tersebut berisikan mengenai kisah cinta sang Profesor dengan istrinya.
Buku tersebut setebal 323 halaman itu, menceritakan mulai dari awal pertemuan Habibie dan Ainun, sampai akhinya Ainun menghembuskan nafas terakhirnya karena komplikasi penyakit pada 22 Mei 2010. Habibie menghitung masa hidup bersama Ainun, sejak menikah pada 12 Mei 1962, selama 48 tahun 10 hari

PENDIDIKAN
·         S3: Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman
·         S2: Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman
·         S1: Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB)

KARIR
·         Presiden RI ke-3
·         Wapres RI ke-7
·         Menteri Riset dan Teknologi ke-1
·         Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB
·         Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktrur Pesawat Terbang MBB
·         Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada industri pesawat terbang komersial dan militer di MBB

PENGHARGAAN
·         Edward Warner Award dan Award von Karman
·         Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana dari Institut Teknologi Bandung


2. MARIO TEGUH


Nama Lahir : Sis Maryono Teguh

Nama Lain : Mario Teguh

Tempat Lahir :
 
Makassar

Tanggal Lahir :
 
5 Maret 1956

Kebangsaan :
 
Indonesia

Pekerjaan :
 
Konsultan | Pengusaha | Psikolog | Penulis | Filsuf

Pasangan :
 
Linna Teguh

Anak Audrey :
 
Teguh | Marco Teguh

Orang tua :
 
Gozali Teguh (ayah) | Siti Maria (ibu)

Akun Twitter : 
@MTLovenHoney

Situs resmi :
 www.marioteguh.asia
Mario Teguh merupakan seorang motivator yang sangat terkenal di Indonesia. Nama asli dari Mario Teguh adalah Sis Maryono Teguh. Dia lebih kenal dengan nama Mario Teguh. Keahliannya dalam merangkai kata-kata bijak membuat daya tarik tersendiri bagi pria kelahiran Makassar ini. Mario Teguh lahir pada tanggal 5 Maret 1986. Beliau belajar di IKIP Malang untuk program S1 dengan mengambil konsentrasi dalam bidang pendidikan. Beliau lahir dari seorang ibu yang bernama Siti Maria dan seorang ayah yang bernama Gozali Teguh. Di awal karirnya setelah menyelesaikan kuliahnya, Mario Teguh mengawalinya karirnya bukan menjadi seorang entertainment melainkan menjadi seorang professional di City Bank. Sekaligus beliau menjadi Head of Manager di BIMC, Zamre Ab. Wahab.
Pendidikan tidak hanya dilakukan di IKIP Malang akan tetapi media juga belajar di perguruan tinggi yang terdapat diluar negeri yaitu Sophia University yang terdapat di Tokyo. Konsentrasi yang diambil yaitu bidang International Bussines. Ternyata Mario Teguh juga bersekolah di New Trier West High Di Chicago. Pengalaman yang dimiliki memang sangatlah luas. Jadi tak heran jika dia mampu menjadi seorang yang handal saat ini.
Mario Teguh menjadi salah satu pengisi acara yang berada di salah satu stasiun TV. Acara yang dibawakannya juga merupakan acara yang dapat memotivasi serta menginspirasi para penonton yang menyaksikannya. Acara yang dipandunya yaitu Golden Ways. Acara tersebutlah yang membawakan dirinya menjadi sangat dikenal oleh public. Cara pembawaannya yang berwibawa namun tetap santai menjadi ciri khasnya ketika membawakan acara ini. Kepopulerannya tidak lepas dari berbagai kata kata bijak yang dikeluarkannya yang membuat orang takjub mendengarnya. 
Mario Teguh mendapatkan berbagai penghargaan yang diraihnya antara lain: beliau mendapatkan penghargaan dari MURI pada tahun 2003 karena telah mengadakan sebuah seminar yang memberikan door prize sebuah mobil. Ini merupakan door prize pertama terbesar di Indonesia dalam sebuah seminar. Selain itu pada tahun 2010, Mario Teguh mendapatkan penghargaan dari surat kabar Republika sebagai tokoh perubahan pada tahun 2009. Mario Teguh membuat beberapa buku yang laris dipasaran antara lain buku yang berjudul Becoming a Star, One Million Second Chances, Life Changer dan Leadership Golden Ways.
PENGALAMAN KARIR MARIO TEGUH
  • BIMC sebagai Head of Manager, Zamre Ab. Wahab
  • Citibank Indonesia (1983–1986) sebagai Head of Sales
  • BSB Bank (1986–1989) sebagai Manager Business Development
  • Aspac Bank (1990–1994) sebagai Vice President Marketing & Organization Development
  • Exnal Corp Jakarta (1994–sekarang) sebagai CEO dan Senior Consultant
  • Spesialisasi: Business Effectiveness Consultan
PENDIDIKAN MARIO TEGUH
  • Jurusan Arsitektur New Trier West High (setingkat SMA) di Chicago, Amerika Serikat, 1975.
  • Jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang (S-1).
  • Jurusan International Business, Sophia University, Tokyo, Jepang.
  • Jurusan Operations Systems, Indiana University, Amerika Serikat, 1983 (MBA).
BUKU MARIO TEGUH
  • Becoming a Star (2006)
  • One Million Second Chances (2006)
  • Life Changer (2009)
  • Leadership Golden Ways (2009)
PENGHARGAAN MARIO TEGUH
  • 2010 | Satu dari 8 Tokoh Perubahan 2009 versi Republika.
  • 2010 | Museum Rekor Indonesia sebagai motivator dengan halaman penggemar Facebook terbesar di Indonesia.
  • 2003 | Museum Rekor Indonesia, MURI, sebagai penyelenggara seminar berhadiah mobil pertama di Indonesia

3. ANDRIE WONGSO


Biografi Andrie Wongso - Motivator Indonesia Memiliki motivasi dan tekad kuat untuk mencapai target itulah gambaran diri dari Andrie Wongso, Meskipun bergelar SDTT [Sekolah Dasar Tidak Tamat] namun berkat tekadnya yang kuat berhasil mengantarkan Andrie Wongso menjadi Motivator Nomor Satu di Indonesia. Andrie Wongso yang dilahirkan 6 Desember 1954 di kota Malang, Jawa Timur ini hidup dalam keterbatasan finansial, ia merupakan Anak ke-2 dari 3 bersaudara. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT, Sekolah Dasar Tidak Tamat, adalah gelar yang disandangnya saat ini. Masa kecil hingga remajanya pun kemudian dilalui dengan membantu orang tuanya membuat dan berkeliling berjualan kue ke toko-toko dan pasar. Di usia 22 tahun, Andrie memutuskan berangkat ke Jakarta demi mengubah nasib dengan satu tekad yakni siap menghadapi apapun di depan dengan berani dan jujur. Maka dimulailah kerja sebagai salesman produk sabun sampai pelayan toko. 
Pekerjaan sales ini cukup memberinya waktu lowong, yang diisinya dengan berlatih kungfu. Kungfu bukan sekedar bela diri, namun juga mengandung nilai-nilai kedisiplinan, tanggungjawab, komitmen, perjuangan dan kemauan keras. Nilai-nilai luhur ini semakin membentuk jati diri Andrie Wongso. Selain itu, ketegaran orang tua Andrie dalam menghadapi kemiskinan juga berperan besar dalam pembentukan karakter dirinya. Saat film-film laga dari Taiwan merajai layar lebar perfilman Indonesia, hati Andrie muda tergelitik ingin menjadi seorang bintang film. Untuk menggapai cita-cita ini, tahun 1978 Andrie berhenti bekerja dan mulai mengirimkan lamaran ke perusahaan-perusahaan film di Hongkong. Namun selama tiga bulan tak ada satu pun perusahaan film yang memanggilnya. Masa-masa itu merupakan masa yang berat bagi Andrie muda. Ia mengalami tekanan mental yang luar biasa. Tekanan hidup yang dialaminya ternyata tidak berhenti di situ saja. Pada saat bersamaan, salah satu orang tuanya meninggal. Bukan hal yang mudah bagi kita untuk membayangkan, apalagi menghadapi derita yang dialami Andrie Wongso. Andrie muda pulang ke Malang. Pada tahun 1979 kembali ke Jakarta untuk mengadu nasib. Kali ini Andrie tampil sebagai seorang pelayan toko yang hanya melayani pembeli tetapi tidak bisa masuk ke dalam toko, alias setengah kuli.
Untuk mengisi waktu luang, Andrie muda yang semakin beranjak dewasa mendirikan sebuah perguruan kungfu bernama Hap Kun Do. Hingga akhirnya penghasilan dari melatih kungfu yang diperolehnya lebih besar daripada gaji sebagai pelayan toko. Di sinilah kembali muncul impian untuk menjadi bintang film. Andrie lalu keluar dari pekerjaannya dan berlatih kungfu secara intensif selama dua minggu, kemudian mengirimkan foto dan surat lamaran ke Hongkong. Meminjam istilah orang awam, dewi fortuna ternyata masih tidak berpihak kepadanya. Tiga bulan hidup dengan tanpa penghasilan bukan hal yang mudah untuk dilalui, sebab itu ia berusaha untuk memotivasi diri sendiri. Tiga bulan kemudian, buah karma baik menghampirinya. Andrie melamar sebagai bintang film dan diterima oleh perusahaan Eterna Film Hongkong, dengan kontrak kerja selama 3 tahun. Tahun 1980, untuk pertama kalinya Andrie ke luar negeri. Setelah melewati 3 tahun merasakan suka dukanya bermain film di Taiwan, Andrie tahu, dunia film bukanlah dunianya lalu dia memutuskan untuk kembali ke Indonesia.
Sepulangnya ke Indonesia, dia pun memutuskan tidak akan memperpanjang kontraknya. Banyak orang menyatakan Andrie gagal karena tidak ada satu film pun yang diwakilinya sebagai bintang utama. Tetapi Andrie merasa dirinya sukses secara mental dalam memperjuangkan impian menjadi kenyataan. Menandai setiap peristiwa yang telah dilalui, Andrie gemar menuangkannya dalam bentuk kata-kata mutiara di buku hariannya. Saat salah seorang teman kos mencontek kata-kata yang dibuatnya, dari situlah muncul ide membuat kartu ucapan kata-kata mutiara, dengan tujuan selain untuk memotivasi diri sendiri, juga untuk membantu memotivasi orang lain melalui kartu ucapan. Dibantu oleh sang kekasih Haryanti Lenny (sekarang istri) maka di Tahun 1985 lahirlah Harvest. Pada awalnya bisnis ini tidak berjalan dengan mudah, berbagai macam penolakan dan hambatan selalu menghampirinya. Dimulai dari penjualan kartu secara keliling dari sebuah kamar kost, usaha tersebut berjalan sukses. Hingga saat ini Harvest telah memiliki beberapa perusahaan pendamping. Boleh dibilang Andrie Wongso sejak tahun 80-an telah menjadi seorang motivator karena produk Harvest pada awalnya berupa kartu berisikan ucapan motivasi yang kemudian berkembang menjadi produk-produk inovatif lainnya. Tahun 1992 adalah momentum bagi Andrie Wongso untuk terjun secara total dalam bidang motivasi dari hasil 'pencerahan’ yang didapatkannya setelah mempelajari Buddhisme secara lebih mendalam. 
Dalam bidang motivation training, Andrie menggagas sebuah pemikiran filosofis Action and Wisdom Motivation Training yang bersumber dari ajaran Buddha, yakni hukum tentang pikiran, hukum tentang perubahan dan hukum tentang sebab akibat. Filosofi terkenal dari Andrie Wongso adalah “Success is My Right” yang lahir enam tahun yang lalu. Pelatihan yang diberikan Andrie Wongso tidak terbatas hanya pada kalangan Buddhis, namun sudah merambah ke seluruh lapisan, baik perguruan tinggi, BUMN, perusahaan swasta, atlet dan lain-lain. Kemudian diversifikasi perusahaan pun dilakukan, merambah ke bidang holografi, perusahaan mainan, pengelola beberapa foodcourt dan untuk menaungi bidang pendidikan dan kepelatihan, Andrie mendirikan AW motivation training dan AW Publising, Multimedia serta membuka beberapa outlet AW Success Shop yaitu toko pertama di Indonesia yang khusus menjual produk-produk motivasi. 
Sejak tahun tahun 1989, dia menjadi pembicara/motivator intern PT. Harvindo Perkasa (Harvest Fans Club di berbagai kota), dan dari sinilah, kemudian ia sering melakukan training motivasi, tidak hanya untuk Harvindo tapi juga untuk berbagai perusahaan dan instansi. Kini, ia dijuluki sebagai Motivator No. 1 di Indonesia. Lalu, gelarnya ditambah TBS, yang artinya Tapi Bisa Sukses. Itulah Andrie Wongso, SDTT, TBS.


3 PROFIL ORANG SUKSES KARENA WIRAUSAHA

1. BOB SADINO


Beliau bernama lengkap Bob Sadino. Lahir di Lampung, tanggal 9 Maret 1933, wafat pada tanggal 19 Januari 2015. Beliau akrab dipanggil dengan sebutan 'om Bob'. Ia adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Sewaktu orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu, ia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana, ia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, Bob bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.
Pada tahun 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Ia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan sementara yang lain tetap ia simpan. Setelah beberapa lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri.
Pekerjaan pertama yang dilakoninya setelah keluar dari perusahaan adalah menyewakan mobil Mercedes yang ia miliki, ia sendiri yang menjadi sopirnya. Namun sayang, suatu ketika ia mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan mobilnya rusak parah. Karena tak punya uang untuk memperbaikinya, Bob beralih pekerjaan menjadi tukang batu. Gajinya ketika itu hanya Rp.100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan hidup yang dialaminya.
Suatu hari, temannya menyarankan Bob memelihara ayam untuk melawan depresi yang dialaminya. Bob tertarik. Ketika beternak ayam itulah muncul inspirasi berwirausaha. Bob memperhatikan kehidupan ayam-ayam ternaknya. Ia mendapat ilham, ayam saja bisa berjuang untuk hidup, tentu manusia pun juga bisa.
Sebagai peternak ayam, Bob dan istrinya, setiap hari menjual beberapa kilogram telor. Dalam tempo satu setengah tahun, ia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing, karena mereka fasih berbahasa Inggris. Bob dan istrinya tinggal di kawasan Kemang, Jakarta, di mana terdapat banyak menetap orang asing.
Tidak jarang pasangan tersebut dimaki pelanggan, babu orang asing sekalipun. Namun mereka mengaca pada diri sendiri, memperbaiki pelayanan. Perubahan drastis pun terjadi pada diri Bob, dari pribadi feodal menjadi pelayan. Setelah itu, lama kelamaan Bob yang berambut perak, menjadi pemilik tunggal super market (pasar swalayan) Kem Chicks. Ia selalu tampil sederhana dengan kemeja lengan pendek dan celana pendek.
Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Karena itu ia juga menjalin kerjasama dengan para petani di beberapa daerah. Bob percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Ia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
Di saat melakukan sesuatu pikiran seseorang berkembang, rencana tidak harus selalu baku dan kaku, yang ada pada diri seseorang adalah pengembangan dari apa yang telah ia lakukan. Kelemahan banyak orang, terlalu banyak mikir untuk membuat rencana sehingga ia tidak segera melangkah. “Yang paling penting tindakan,” kata Bob. Keberhasilan Bob tidak terlepas dari ketidaktahuannya sehingga ia langsung terjun ke lapangan. Setelah jatuh bangun, Bob trampil dan menguasai bidangnya. Proses keberhasilan Bob berbeda dengan kelaziman, mestinya dimulai dari ilmu, kemudian praktik, lalu menjadi trampil dan profesional. Menurut Bob, banyak orang yang memulai dari ilmu, berpikir dan bertindak serba canggih, arogan, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain. Sedangkan Bob selalu luwes terhadap pelanggan, mau mendengarkan saran dan keluhan pelanggan. Dengan sikap seperti itu Bob meraih simpati pelanggan dan mampu menciptakan pasar. Menurut Bob, kepuasan pelanggan akan menciptakan kepuasan diri sendiri. Karena itu ia selalu berusaha melayani pelanggan sebaik-baiknya. Bob menempatkan perusahaannya seperti sebuah keluarga. Semua anggota keluarga Kem Chicks harus saling menghargai, tidak ada yang utama, semuanya punya fungsi dan kekuatan.

Seorang Anak Guru
Kembali ke tanah air tahun 1967, setelah bertahun-tahun di Eropa dengan pekerjaan terakhir sebagai karyawan Djakarta Lloyd di Amsterdam dan Hamburg, Bob, anak bungsu dari lima bersaudara, hanya punya satu tekad, bekerja mandiri. Ayahnya, Sadino, pria Solo yang jadi guru kepala di SMP dan SMA Tanjungkarang, meninggal dunia ketika Bob berusia 19.
Modal yang ia bawa dari Eropa, dua sedan Mercedes buatan tahun 1960-an. Satu ia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Ketika itu, kawasan Kemang sepi, masih terhampar sawah dan kebun. Sedangkan mobil satunya lagi ditaksikan, Bob sendiri sopirnya.
Suatu kali, mobil itu disewakan. Ternyata, bukan uang yang kembali, tetapi berita kecelakaan yang menghancurkan mobilnya. ”Hati saya ikut hancur,” kata Bob. Kehilangan sumber penghasilan, Bob lantas bekerja jadi kuli bangunan. Padahal, kalau ia mau, istrinya, Soelami Soejoed, yang berpengalaman sebagai sekretaris di luar negeri, bisa menyelamatkan keadaan. Tetapi, Bob bersikeras, ”Sayalah kepala keluarga. Saya yang harus mencari nafkah.”
Untuk menenangkan pikiran, Bob menerima pemberian 50 ekor ayam ras dari kenalannya, Sri Mulyono Herlambang. Dari sini Bob menanjak: Ia berhasil menjadi pemilik tunggal Kem Chicks dan pengusaha perladangan sayur sistem hidroponik. Lalu ada Kem Food, pabrik pengolahan daging di Pulogadung, dan sebuah ”warung” shaslik di Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta. Catatan awal 1985 menunjukkan, rata-rata per bulan perusahaan Bob menjual 40 sampai 50 ton daging segar, 60 sampai 70 ton daging olahan, dan 100 ton sayuran segar.
”Saya hidup dari fantasi,” kata Bob menggambarkan keberhasilan usahanya. Ayah dua anak ini lalu memberi contoh satu hasil fantasinya, bisa menjual kangkung Rp 1.000 per kilogram. ”Di mana pun tidak ada orang jual kangkung dengan harga segitu,” kata Bob.

Om Bob, panggilan akrab bagi anak buahnya, tidak mau bergerak di luar bisnis makanan. Baginya, bidang yang ditekuninya sekarang tidak ada habis-habisnya. Karena itu ia tak ingin berkhayal yang macam-macam. Haji yang berpenampilan nyentrik ini, penggemar berat musik klasik dan jazz. Saat-saat yang paling indah baginya, ketika shalat bersama istri dan dua anaknya.

Meninggal Dunia
Setelah sempat dirawat selama dua bulan, pengusaha nyentrik Bob Sadino akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta pada hari Senin, tanggal 19 januari 2015 setelah berjuang dengan penyakitnya yaitu infeksi saluran pernafasan kronis. Bob Sadino dikatakan sudah tak sadar dalam 2-3 minggu. Penyakitnya terkait dengan usianya yang sudah lanjut serta kondisinya yang makin menurun setelah istrinya meninggal dunia pada Juli 2014. 

2. HENDY SETIONO


Ide bisnis bisa timbul kapan saja dan dimana saja. Hendy Setiono misalnya, menemukan ide bisnis setelah dirinya mencoba makanan khas Timur Tengah, kebab. Pada Mei 2003, ia mengunjungi sang Ayah yang kerja di perusahaan minyak di Qatar. Disana, ia banyak menemui kedai Kebab yang sangat ramai diserbu pembeli. Karena penasaran, akhirnya iapun mencoba untuk membelinya, “Ternyata rasanya sangat enak, saya tak menduga sebelumnya,” ungkap Hendy.
Sejak saat itu muncullah keinginannya untuk membuka bisnis kebab di tanah air. Alasannya sederhana, selain rasanya enak, makanan kebab belum banyak dijumpai di Indonesia. Padahal banyak orang Indonesia yang keturunan Arab, atau banyak orang Indonesia yang naik haji dan pernah mencicipi disana. Mungkin dengan mencicipi kebab dari outlet Hendy, mereka bisa bernostalgia saat mereka haji atau umroh.
Hendy kemudian bereksperimen dan mengambil kesimpulan bahwa kebab asal Turki adalah yang paling enak. Sehingga ia menggunakan “trade mark” Turki untuk menarik calon pelanggan, yaitu “Kebab Turki Baba Rafi”.

Awal Usaha
Mengawali sebuah bisnis memang tak semudah membalik telapak tangan namun juga tak sesulit membuat roket. Begitu tiba di tanah air, Hendy langsung menyususn strategi bisnis. Ia mencari rekanan bisnis. Ia tidak ingin usahanya asal-asalan. Ia kemudian bertemu dengan kawannya yang juga senang kuliner yaitu Hasan Baraja.
Mereka kemudian sepakat untuk melakukan bisnis walau penuh trial and error. Mereka berdua kemudian melakukan penjajakan bisnis, pangsa pasar dan berusaha memodifikasi resep kebab yang familiar terhadap lidah orang Indonesia khususnya Surabaya sebagai kota pertama hendy memulai bisnis.
Jika menggunakan resep Kebab yang asli, aroma cengkeh dan ladanya sangat terasa dan ini tak cocok dengan lidah Surabaya. Selain itu, ukuran porsi kebab yang asli juga terlalu besar, tidak cocok dengan  orang Indonesia yang kemungkinan kebab hanya akan menjadi makanan camilan saja.
Akhirnya Hendy dan Hasan berhasil memodifikasi resep an ukuran kebab yang pas untuk dipasarkan di Surabaya. Kombinasi bahan yang digunakannya membuat lidah tergiur. Bayangkan, daging panggang berbumbu, menyebarkan aroma yang membangkitkan selera, ditambahi dengan irisan sayur segar, mayonaise, saos tomat dan sambal istimewa, dengan penyajian menarik, digulung dalam lembaran tortila lembut.
Proses peracikan resep yang pas butuh waktu tiga bulan. Dengan modal sekitar 10 juta, pada September 2003, gerobak kebab pertamanya mulai beroperasi. Masa-masa awal usahanya diakui Hendy sangatlah berat. Pernah uang dagangannya dibawa kabur karyawan. Gonta-ganti karyawan juga sangat sering. Baru beberapa minggu bekerja, karyawan sudah minta keluar. Bahkan Hendy dan istrinya, Nilam Sari, pernah harus berjualan sendiri. Namun karena hari itu hujan, tak banyak orang lalu lalang untuk jajan, “Uang hasil jualan hari itu digunakan membeli makan di warung seafood saja tak cukup.” Ungkapnya.

Perkembangan Kebab Turki Baba Rafi
Strategi promosi dan publikasi kebab Turki Baba Rafi jelas; kualitas adalah segalanya. Oleh sebab itu Baba Rafi menyiapkan pasukan khusus untuk quality kontrol yang akan selalu memandu dan memantau kondisi setiap outlet. Tugas divisi quality control adalah selalu mengecek dan mempertahankan kualitas rasa, pelayanan dan kebersihan serta value produk. Line khusus untuk pengaduan konsumen juga dipersiapkan.
Hendy juga selalu mengedepankan inovasi yang membuat produknya digemari, salah satunya adalah pemasakan daging yang diasap bukan digoreng, ini akan menimbulkan aroma yang lebih sedap dan mampu menggiring orang untuk mencobanya, dan lagi dan membeli lagi.
Varian kebab juga banyak seperti Winner Kebab, Hot Dog Jumbo, Syawarma, Kebab isi sosis istimewa, Kebab Gila dan Kebab Picok (Kebab Pisang Coklat). Harganya juga berkisar antara 8 ribu hingga belasan ribu, pokoknya masih dibawah 20 ribu.
Alhasil banyak yang kepincut dengan rasa Kebab Turki Baba Rafi serta banyak yang berminat menjadi mitra. Dari sinilah kemudian Hendy mematenkan kebabnya dan membuka peluang franchisee. Melalui PT Baba Rafi Indonesia, perusahaan ini kemudian membuka peluang kemitraan tersebut dengan harga mulai 50 jutaan .
Yang sangat luar biasa dari bisnis ini adalah, Hendy hanya butuh waktu 3-4 tahun untuk mengembangkan sayap dimana-mana. Kini outlet Kebab Turki Baba Rafi telah berkembang hingga lebih dari 375 outlet dan mempekerjakan karyawan sebanyak lebih dari 200-an orang. Omsetnya juga fantastis yaitu sekitar 16 miliar per tahun.

Biodata Hendy Setiono
Nama : Hendy Setiono
TTL : Surabaya, 30 Maret 1983

Pendidikan
2003-2004 Advance Diploma of E-Commerce Informatics Computer School Singapore Education
2002-2003 Diploma of E-Commerce Informatics Computer School Singapore Education
2000-2002 Teknik Informatika ITS hingga semester 4

Nama Usaha  
PT Baba Rafi Indonesia
2008 – sekarang Pemilik Piramizza : Counter makanan cepat saji dengan lima outlet di kota Surabaya
Investor Baba Rafi Palace : Rumah Penginapan dengan 18 ruangan yang berfungsi sebagai Homestay
Pemilik roti maryam Aba-Ab : Counter makanan cepat saji ala Timur Tengah yang sudah memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar di pulau Jawa dan Bali.

Penghargaan
2008 “The Best Indonesia Franchisor” dari majalah info franchise Indonesia
2008 “The Most Promising Entrepreneur of the Year” dari Asia Pasifik Entrepreneurship Awards
2008 “Asian Young Entrepreneur Best Under 25 Years” dari Bussiness Week Asia Magazine
2007 “Jawara Entrepreneur 2007” dari majalah KONTAN
2007 Pemenang 1 Wirausaha Muda Mandiri 2007 Kategori Mahasiswa program Pasca Sarjana dan Alumni
2007 “Indonesia Ambasador for Asian Young Leaders Climate Forum” dari British Council
2007 “Best Achievement Young Entrepreneur Award 2007” dari Bisnis Indonesia
2007 “Best Franchisee in Local Food & Beverages Category” dari majalah Pengusaha
2007 Inspirator “Sound of Change” dari A Mild Life Soundrenalin
2006 “Ten people of the year” dari majalah TEMPO
2006 “The Indonesian Small and Medium Bussiness Entrepreneur  Award (ISMBEA)”, dari menteri koperasi dan UKM.
2006 “Enterprise 50” The Hottest Entrepreneur in 2006, majalah SWA

3. NADIEM MAKARIM


Nadiem Makarim sebenarnya tidak lahir dari keluarga yang berlatar belakang pengusaha. Ayahnya merupakan seorang pengacara asal dari Pekalongan, Jawa Tengah, sementara ibunya bekerja dibidang non profit. Di keluarga hanya dia seoang yang terjun menjadi entrepreneur. Ia pun merasa beruntung memiliki orang tua yang selalu mendukung usahanya. 

Pendidikan Nadiem Makarim
Nadiem kecil belajar di sebuah sekolah dasar Jakarta. Ketika remaja ia hijrah ke Singapura untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA-nya. Kemudian ia hijrah ke Amerika untuk berkuliah mengambil jurusan International Relations di Brown University, AS. Ia juga sempat mengikuti foreign exchange di London School of Economics selama satu tahun disana.
Tak puas hanya menjadi sarjana kemudian Nadiem melanjutkan studi S2 nya di Harvard Business School hingga lulus dan kini menyandang gelar MBA (Master of Business Administration).

Karir Nadiem Makarim
Menghabiskan sebagian masa mudanya diluar negeri untuk mencapai studi pendidikannya, Nadiem yang menyandang lulusan Harvard kemudian memberanikan diri pulang ke Indonesia utk terjun ke dunia kerja. Ia pun langsung direktut bekerja menjadi Management Consultant di McKinsey & Company, yaitu sebuah perusahaan konsultan ternama di Jakarta.
Merasa tidak puas bekerja selama 3 tahun di perusahaan konsultan tersebut, ia memilih berhenti dan melanjutkan karirnya dengan menjadi Co-founder dan Managing Editor Zalora Indonesia dan Chief Innovation Officer Kartuku dalam jangka waktu berurutan, sebelum terbesit menginisiasikan lahirnya sebuah social entrepreneurship StartUp, Go-Jek.
Ide Mendirikan Go-Jek
Bermula dari obrolannya dengan sopir ojek ketika sedang nongkrong, ia mengetahui bahwa mayoritas waktu kerja ojek itu dihabiskan untuk menunggu penumpang sehingga tidak produktif. Dari situ ia lantas berkeinginan menjalankan misi sosial utk membantu sopir ojek supaya dapat lebih produktif. Begitu dikutip darinya pada forum WhatWorks di New Cities Summit 2015. 
Pada tahun 2011, berbekal tekad dan ilmu teknologi yang didapatnya saat bekerja, lantas ia menciptakan sebuah sistem jasa pemesanan ojek yg dinamakan Go-Jek. Sistem ini bekerja untuk membantu para supir ojek mendapatkan penumpang dan membantu penumpang yang membutuhkan ojek.
Perkembangan GoJek sebagai StartUp
Sejak itu, Go-Jek mulai melayani telepon pesanan ojek melalui call center, kemudian operator call centre akan mencari driver gojek terdekat. Lalu menugaskan driver menjemput pelanggan sambil memantau kedatangan driver dengan sistem navigasi & koordinasi si pelanggan.
Nadiem pun tidak mau tanggung-tanggung dalam mengembangkan bisnis startup sekaligus misi sosialnya ini. Selain menyediakan sarana teknologi bersistem call centre tersebut, Ia juga memberikan smartphone kepada mitra ojeknya guna sebagai sarana utk menerima panggilan pelanggan. Ia juga tak sungkan memfasilitasi full set keamanan berkendara (safety riding) utk mitranya, yaitu berupa jaket dan helm SNI berwarna hijau dan berlogo Go-Jek. Hal ini juga sekaligus guna memenuhi kebutuhan branding perusahaan.
Melihat peluang ketika maraknya pengguna smartphone, Nadiem pun melakukan inovasi dengan meluncurkan aplikasi mobile Go-Jek untuk pengguna smartphone dalam mempermudah pemesanan ojek.
Mobile app itu pun membawa perubahan positif. Dari semula hanya memiliki sekitar 300 mitra ojek, kini Go-Jek sudah merekrut ribuan mitra yg tersebar diwilayah Jabodetabek, Bali, Bandung dan Surabaya. Aplikasi itu pun kini sudah diunduh sebanyak lebih dari 400 ribu kali.
Ekpektasi Nadiem untuk GoJek
Penambahan jumlah mitra sopir Go-Jek menjadi fokus utama rencana bisnisnya saat ini. Nadiem juga berniat untuk memperluas jangkauan Go-Jek ke seluruh Indonesia nantinya.  Layanannya pun kini tidak terbatas hanya mengantarkan penumpang, melainkan juga bisa sebagai pengantar barang atau kurir.
Sebenarnya Nadiem banyak ditawari untuk membuka franchise Go-Jek di luar negeri. Namun, ia belum berminat dan ingin fokus membantu tukang ojek di Indonesia. Ia berharap, kedepan tukang ojek tidak lagi dipandang sebagai profesi kelas bawah, melainkan profesi yang profesional dan dapat diapresiasi.





SUMBER :

Profil Pedia.“Profil dan Biografi Mario Teguh - Motivator Indonesia”.25 September 2015. http://www.profilpedia.com/2014/05/profil-dan-biografi-mario-teguh.html.

Ratri Adityarani. ”Bacharuddin Jusuf Habibie”. 25 September 2015. http://profil.merdeka.com/indonesia/b/baharuddin-jusuf-habibie/.

Biografiku. “Biografi Andrie Wongso - Motivator Indonesia”. 25 September 2015. http://www.biografiku.com/2013/02/biografi-andrie-wongso-motivator.html.

Biografiku. “Biografi Bob Sadino - Pengusaha Sukses Dari Indonesia”. 25 September 2015. http://www.biografiku.com/2009/12/biografi-bob-sadino-pengusaha-sukses.html.

Evi Aryani. “Biografi Hendy Setiono – Pemilik dan Pendiri Kebab Turki, Hobi Makan Sumber Penghasil Rupiah“. 25 September 2015. http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.co.id/2013/11/biografi-hendy-setiono-pemilik-dan.html.

Belajar Bisnis Online. “Profil Nadiem Makarim, Pendiri Go-Jek“. 25 September 2015. http://www.ehpedia.com/2015/07/nadiem-marakim-pendiri-gojek.html