Unknown
Kali ini saya akan membahas mengenai suatu kesalahan yang dibenarkan dan menjadi suatu kebiasaan, contohnya yaitu merokok. Para ahli kesehatan menyatakan bahwa kebiasaan merokok merupakan perilaku yang berbahaya dan bisa dikatakan MEROKOK SAMA DENGAN MENCARI MATI


Dalam hal ini, merokok merupakan kebiasaan yang salah dan tidak patut untuk dilakukan. Namun dalam kehidupan kita sehari-hari, merokok merupakan hal yang biasa dan tak banyak dipermasalahkan di lingkungan kita. Meski semua orang tau akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, namun seakan mereka semua tidak menghiraukan hal itu. Sekarang ini, perilaku merokok sudah menjadi suatu kebiasaan yang sangat wajar bila dipandang oleh anggota masyarakat di Indonesia. Para perokok seakan tak pernah surut dan tetap dipandang sebagai hal yang biasa di masyarakat. Hal ini dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum, maupun di setiap jalan yang kita lalui pasti kita melihat seorang yang sedang merokok. Bahkan dilingkungan pendidikan pun, khususnya di kampus yang seharusnya bebas dari asap rokok namun realitanya kita masih melihat ada yang merokok di lingkungan tersebut. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan merokok yang merupakan hal yang salah namun telah menjadi suatu kebiasaan yang bisa dikatakan menjadi suatu kebiasaan yang sulit dihilangkan.

Sebelum membahas mengenai merokok, alangkah baiknya kita tau lebih banyak mengenai apa sih rokok itu? Kenapa sih dikatakan berbahaya? Apa sih dampaknya? Hal tersebut akan dijelaskan pada pembahasaan di bawah ini :

PENGERTIAN ROKOK


Rokok bisa diartikan sebagai silinder dari kertas yang berukuran atau panjangnya sekitar 70 hingga 120 mm, tergantung kebijaksanaan negara. Dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah dan juga berisi bahan-bahan perasa yang biasa disebut dengan saus rokok.

KANDUNGAN PADA ROKOK
Banyak sekali kandungan yang berbahaya yang ada pada rokok, namun kandungan utama yang ada pada rokok adalah :
           Nikotin, merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah dengan adanya penyempitan pembuluh darah; peningkatan denyut jantung; pengerasan pembuluh darah. Dalam hal ini, akibat paling buruk dari nikotin adalah membuat pemakainya kencanduan. Menurut ilmu kedokteran, rokok mengandung kurang lebih 222 bahan kimia diantaranya adalah nikotin. Sebanyak 45 dari berat kimia tembakau ialah nikotina. Nikotina merupakan racun saraf manjur dan digunakan sebagai racun serangga. Nikotin juga menyebabkan darah lebih cepat membeku.
          Tar, mengandung bahan kimia beracun yang mengakibatkan kerusakan sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Partikel tar dalam asap rokok akan mengendap pada lendir yang berada dalam waktu yang lama disaluran pernapasan. Serangan terus menerus kronis dari tar terhadap dinding saluran pernapasan akan mengubah bentuk sel paru-paru dimulai dengan pra kanker yang lambat laun akan menjadi kanker paru-paru.
          Karbonmonoksida, merupakan gas beracun yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel tubuh akan mati. Akibatnya otak, jantung, dan organ-organ vital tubuh lainnya akan kekurangan oksigen. Zat ini merusak lapisan dalam pembuluh darah dan meningkatkan endapan lemak pada dinding pembuluh-pembuluh darah menjadi tersumbat dan terjadilah serangan jantung.



PERILAKU MEROKOK
Merokok merupakan hal yang biasa dilihat di berbagai tempat dan kesempatan. Merokok dilakukan oleh orang dewasa dan ternyata telah merambah juga ke dunia anak-anak. Terdapat beberapa pengertian merokok menurut para ahi, diantaranya :
 Ø  Armstrong (1990) mendefinisikan merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar.
 Ø Levy (1984) menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorng berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang di sekitarnya.
 ØPoerwadarminta (1995) mendefinisikan merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas.
 ØSitepoe (2000) adalah membakar tembakau yang kemudian diisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa.
 Ø  Subanada (2004) menyatakan merokok adalah sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya.
 Ø  Sumarno (Mulyadi, 2007) menjelaskan cara merokok yang lazim dibedakan menjadi dua cara yaitu cara yang pertama dengan menghisap dan menelan asap rokok ke dalam paru-paru kemudian dihembuskan. Cara yang kedua dilakukan dengan lebih moderat yaitu hanya menghisap sampai mulut kemudian dihembuskan melalui mulut atau hidung. Perilaku merokok merupakan salah satu kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan dan menyebabkan ketergantunagn pada perokok. 
 Ø  Menurut Ogawa (Ulhaq, 2008) dahulu rokok disebut sebagai “kebiasaan” atau “ketagihan”. Sekarang inimerokok disebut sebagai “Tobacco Depedency” atau ketergantungan pada tembakau. Ketergantungan pada tembakau atau tobacco dependence didefinisikan sebagai perilaku penggunaan tembakau yang menetap, biasanya lebih dari ½ bungkus rokok per hari, dengan tambahan adanya distres yang disebabkan oleh kebutuhan akan tembakau secara berulang-ulang.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah suatu aktivitas membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya serta dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya.

ASPEK-ASPEK PERILAKU MEROKOK
Menurut Lavental dan Cleary, perilaku merokok dapat dilihat dari empat aspek perilaku merokok, yaitu fungsi merokok, tempat merokok, intensitas merokok dan waktu merokok. Yang akan diuraikan sebagai berikut :
   1. Fungsi merokok, individu yang menjadikan merokok sebagai penghibur bagi berbagai keperluan menunjukkan bahwa memiliki fungsi yang begitu penting bagi kehidupannya. Tomkins (Mu’tadin, 2002) fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang dialami si perokok, seperti perasaan positif maupun perasaan negatif.
   2. Tempat merokok, individu yang melakukan aktivitas merokok di mana saja, bahkan di ruangan yang dilarang untuk merokok menunjukkan bahwa perilaku merokoknya sangat tinggi.
   3. Intensitas merokok, seseorang yang merokok dengan jumlah batang rokok yang banyak menunjukkan perilaku merokoknya sangat tinggi.
  4. Waktu merokok, seseorang yang merokok di segala waktu (pagi, siang, sore, malam) menunjukkan perilaku merokok yang tinggi. Seseorang yang merokok dipengaruhi oleh keadaan yang dialaminya pada saat itu, misalnya ketika sedang berkumpul dengan teman, cuaca dingin, setelah dimarahi orang tua, dll.
       



Terdapat tiga indikator yang biasanya muncul pada perokok :
1.  Aktivitas Fisik, merupakan perilaku yang ditampakkan individu saat merokok. Perilaku ini berupa keadaan individu berada pada kondisi memegang rokok, menghisap rokok, dan menghembuskan asap rokok.
2. Aktivitas Psikologis, merupakan aktivitas yang muncul bersamaan dengan aktivitas fisik. Aktivitas psikologis berupa asosiasi individu terhadap rokok yang dihisap yang dianggap mampu meningkatkan :
a.    Daya konsentrasi
b.    Memperlancar kemampuan pemecahan masalah,
c.    Meredakan ketegangan
d.    Meningkatkan kepercayaan diri
e.    Penghalau kesepian
3. Intensitas merokok cukup tinggi, yaitu seberapa sering atau seberapa banyak rokok yang dihisap dalam sehari.
Tiga aktivitas tersebut cenderung muncul secara bersamaan walaupun hanya satu atau dua aktivitas psikologis yang menyertainya.

Tomkins (dalam sarafino, 1994) mengungkapkan empat alasan psikologis mengenai keputusan seseorang untuk tetap merokok, yaitu :
 Ø  Pertama untuk mendapatkan efek positif karena merokok adalah stimulasi,relaksasi, serta kesenangan
 ØKedua untuk mengurangi efek negative, yaitu untuk menghindari kecemasan serta ketegangan
 Ø  Ketiga adalah kebiasaan yang secara otomatis dilakukan tanpa kesadaran
 ØKeempat adalah dengan adanya ketergantungan psikologis pada rokok untuk mengatur keadaan emosional negative dan positif

Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa seseorang merokok. Yaitu :  
 Ø  Menurut Oskamp (Smet, 1994) mulai merokok terjadi akibat pengaruh lingkungan sosial : teman-teman, kawan sebaya, orang tua, saudara-saudara dan media.
 ØMenurut smet (1994) menyatakan bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi dan tingkat pendidikan.
 Ø  Menurut Lewin (Komalasari&Helmi, 2000) perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan.
 Ø  Menurut Leventhal (Smet, 1994) merokok tahap awal itu dilakukan dengan teman-teman (64%), seorang anggota keluarga bukan orang tua (23%), tetapi secara mengejutkan bagian besar juga dengan orang tua (14%). Hal ini mendukung hasil penelitian Komalasari dan Helmi (2000) yang mengatakan bahwa ada tiga faktor penyebab perilaku merokok pada remaja yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif orangtua terhadap perilaku merokok remaja dan pengaruh teman sebaya. Sedangkan hasil penelitian Wulandari (2007) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada dewasa awal yaitu afeksi negatif, lingkungan (teori belajar sosial), persepsi kontrol perilaku, sikap dan norma-norma subyektif.

Riset mengungkapkan sebanyak 54,59% remaja dan perempuan merokok dengan tujuan mengurangi ketegangan dan stres. Lainnya beralasan untuk bersantai 29,36%, merokok sebagaimana dilakukan pria 12,84%, pertemanan 2,29%, dan agar diterima dalam kelompok 0,92%

HASIL ANALISIS DATA SUSENAS 2001 menunjukkan bahwa prevalensi perokok secara nasional sekitar 27,7%. Prevalensi perokok ini khususnya pada laki-laki mengalami kenaikan dibanding tahun 1995 dari 51,2% menjadi 54,5%. Sedang pada perempuan sedikit menurun yaitu 2% pada tahun 1995 menjadi 1,2% tahun 2001. Prevalensi mantan perokok relatif kecil baik secara keseluruhan (2,8%) maupun pada laki-laki atau perempuan (5,3% pada laki-laki dan 0,3% pada perempuan).

Prevalensi perokok ini berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan. Pada laki-laki yang berpendidikan SD ke bawah sekitar 74,8%, SLTP 70,9%, SMU 61,5% dan akademi/perguruan tinggi 44,2%. Di daerah perdesaan lebih banyak dibanding di perkotaan. Untuk itu promosi pendidikan kesehatan harus disesuaikan dengan budaya masyarakat setempat dengan memakai media yang ada. Dari data tersebut, dapat kita lihat bahwa merokok sudah menyebar di semua kalangan.

PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF
Menurut beberapa ahli fikir seperti Kuaffmann, Uve Jens Kruse, Frederick H.Burges dan H.N. Casson menjelaskan “merokok bukanlah suatu bantuan. Tembakau bukanlah semacam perangsang. Ia adalah semacam candu”. Tembakau atau rokok mempunyai dampak yang tidak sedikit. Seperti melemahkan otak, merusak hati , membuat gigi kotor, menyebabkan batuk sakit dada, merusak alat pengecap dan merupakan sebuah pemborosan atau pembuangan harta yang sia-sia karena uangnya digunakan untuk membeli rokok. Seperti yang dikatakan di atas, tembakau merupakan sebuah candu. Jadi rokok itu dapat menyebabkan ketergantungan dan ketagihan bagi penggunanya. Sudah dapat dipastikan kebutuhan akan rokok yang berlebihan, pasti akan sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

Segala sesuatu jika ada yang memberi pasti ada yang menerima. Demikian juga dengan merokok. Pemberi itu diibaratkan sebagai perokok aktif. Dan penerima itu diibaratkan sebagai perokok pasif. Perokok aktif itu merupakan orang yang langsung terlibat dalam kegiatan merokok tersebut. Sedangkan perokok pasif merupakan orang yang menghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok (perokok aktif). Banyak para ahli mengatakan bahwa perokok pasif tiga kali lipat lebih berbahaya dari perokok aktif. Hal itu dikerenakan para perokok pasif tidak dapat menyaring racun dalam rokok secara langsung.



Organisasi kesehatan dunia, WHO, “mencatat bahwa pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 68 juta perokok aktif dengan konsumsi 225 miliar batang per tahun. Dan diperkirakan sekarang ini ada sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia yang mengkonsumsi 250 miliar batng rokok pper tahun”. Kenyataan ini sangatlah memprihatinkan. Ternyata banyak sekali para perokok aktif yang ada di Indonesia. Dengan keadaan yang seperti ini juga tidak terlepas dari dampak tersebut. Upaya pemerintah untuk menanggulangi konsumsi rokok setia tahunnya sangat berarti. Namun sepertinya pemerintah kurang tanggap terhadap masalah ini. Mungkin karena rokok merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar.


Di negara maju, persentase jumlah perokok semakin hari semakin berkurang. Kesadaran akan lingkungan dan menciptakan udara yang bersih merupakan alasan mereka untuk meninggalkan rokok. Berbeda dengan negara berkembang, khususnya Indonesia. Persentase jumlah perokoknya makin bertambah. Seolah-olah kesadaran akan kesehatan, menciptakan lingkungan denagn udara yang bersih telah memudar. Pengembalian kesadaran para masyarakat harus dilakukan. Agar dapat meminimalisir perokok-perokok pasif yang ada.

Maka dari itu, gerakkan lah diri para perokok aktif untuk berhenti merokok. Karena dengan merokok juga akan membawa dampak buruk bagi orang disekitarnya. Kita hidup saling berdampingan maka selayaknya kita terus mengingatkan para perokok aktif untuk menghentikan kebiasaan buruknya demi kebaikan diri sendiri dan orang-orang disekitarnya. Niatkan dan tanamkan pada diri sendiri untuk berhenti merokok, karena mulai dari diri sendiri itu lebih baik. Dukungan dari orang-orang terdekat juga dapat membantu untuk menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Muailah dari diri masing-masing karena “MEROKOK MEMBUNUHMU”.










REFRENSI :
Andhy Bhawel.”Perilaku Merokok”.28 Mei 2015.
Imam Alhawary.“Pengertian, Manfaat, Bahaya serta Hukum Rokok dalam Perspektif Islam”.
Zakia Puteri.”Makalah Bahaya Rokok”.28 Mei 2015.